Latar Belakang Masalah Penelitian Kuantitatif Berbasis Regresi

Latar Belakang Masalah Penelitian Kuantitatif Berbasis Regresi | Pertama kali yang harus ditentukan dalam riset yang berbasis regresi adalah variabel yang diteliti atau variabel yang dijelaskan atau regressand, atau dependent variable. Variabel artinya adalah sesuatu yang berubah atau berbeda-beda nilainya dari setiap anggota pengamatan.

Latar Belakang Masalah Penelitian Kuantitatif Berbasis Regresi

Berlatihlah untuk mencari variabel yang perlu dijelaskan atau diteliti, yaitu suatu keadaan yang merentang bernilai sangat tinggi sampai sangat rendah. Hasil ujian para siswa adalah salah satu yang perlu diteliti karena merentang dari yang kurang sampai tinggi. Tenaga kerja juga dapat juga diukur hasrat bekerjanya perperiode waktu, misalnya berapa jam keinginannya bekerja perminggu, produktifitasnya, dan ukuran kerja lainnya. Tanah-tanah pertanian juga menghasilkan panen yang berbeda-beda yang dapat diteliti mengapa atau apa sebabnya.

Yang perlu dicatat disini, bahwa variabel yang perlu dijelaskan hendaknya merupakan bidang keahlian peneliti. Seorang ahli pendidikan akan meneliti kinerja siswa yang diukur dari rentangan hasil ujian. Mengapa hasil ujian berbeda antar siswa, atau antar sekolah? Apa yang menjadi sebab atau berpengaruh terhadap perbedaan dan rentangan tersebut? IQ siswa yang berbeda di duga juga menjadi faktor yang penting dari rentangan atau perbedaan hasil belajar siswa. IQ merupakan salah satu contoh variabel penjelas.

Akan tetapi bagi seorang psikolog, yang salah satu keahliannya adalah mengenai perbedaan bakat dan kecerdasan akan menjadikan IQ sebagai variabel yang diteliti yang akan dijelaskan oleh variabel lain seperti keturunan dan gizi.

Dalam ilmu ekonomi, riset-riset baku memilih variabel yang diteliti umumnya diturunkan dari hubungan teoritik. Misalnya, riset mengenai permintaan, besarnya permintaan ditentukan oleh pendapatan konsumen dan harga yang dihadapi. Kreatifitas peneliti mengarahkan barang apa yang akan diteliti dan seberapa penting atau vital barang itu bagi masyarakat. Peneliti juga akan mencari bentuk hubungan fungsional antara besar barang yang dibeli dengan pendapatan dan harga apakah berhubungan secara linear atau berupa garis lurus, atau parabolic di mana konsumsi menjadi menurun pada suatu titik tertentu. Disamping hubungan variabel yang baku yang sudah dibahas dalam teori-teori dasar peneliti bisa juga menambahkan variabel penjelas sesuai dengan lokalitas.

Setelah ditemukan variabel yang diteliti atau ingin dijelaskan, barulah kita melengkapi model kita dengan memasukkan variabel penjelas bersifat independen atau otonom dan terdiri dari beberapa variabel. Misalnya hasrat bekerja seseorang dipengaruhi oleh rentangan upah, dipengaruhi juga oleh perbedaan profesi, perbedaan industry, jenis kelamin, demikian juga lokasi, dan sebagainya.

Hubungan antar variabel tersebut umumnya bersifat universal dan menjadi perhatian akademik dan dihadapi oleh hampir seluruh masyarakat di dunia. Misalnya, bahwa hasrat bekerja seseorang dipengaruhi oleh perkembangan upah dari waktu ke waktu terjadi dimanapun juga. Akan tetapi, pada suatu titik ketika ekonomi umum sudah tinggi hasrat bekerja tersebut menurun. Orang Jepang semula memiliki jam bekerja seminggu yang tinggi, kemudian setelah mencapai kemakmuran tertentu mulai menurun. Hasrat bekerja yang diukur dari jumlah jam perminggu juga berbeda antara profesi dan juga antar lokasi.

Dalam menulis latar belakang peneliti juga menyinggung lokasi di mana riset dilakukan. Hubungan antar variabel dimasukkan ke dalam model tentulah bersifat universal. Pengaruh lokalitas hendaknya ditulis jika hal itu memiliki implikasi kepada hasil penelitian. Peneliti hedaknya memulai riset dengan membaca jurnal-jurnal ilmiah, yang banyak melaporkan hasil riset di Negara maju. Jika peneliti tertarik untuk melakukannya di Negara sedang berkembang, apa implikasi kedaerahan tersebut kepada kemungkinan hasil riset. Misalnya di Negara-negara maju ditemukan bahwa jenis kelamin wanita ternyata berpengaruh kepada perolehan yang lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh penawaran terhadap harapan upah yang lebih rendah dari kaum wanita. Misalnya, untuk suatu jabatan atau jenis pekerjaan tertentu wanita bersedia menerima atau setuju upah yang lebih rendah. Hal ini diduga menyebabkan mengapa ditemukan pengaruh negative dari jenis kelamin wanita. Di Negara sedang berkembang banyak industry berbasis pekerja wanita, hal seperti ini perlu diperbandingkan hasilnya dengan hasil riset di Negara maju.

[Search : Latar Belakang Masalah Penelitian Kuantitatif Berbasis Regresi, Cara menyusun Latar Belakang Masalah Penelitian Kuantitatif, Tips menyusun latar belakang masalah penelitian kuantitatif dengan benar, Alur membuat Belakang Masalah Penelitian Kuantitatif]
[Img : Dokumen Admin]
[Source : Bambang, Setiaji, 2008. Cara Mudah Analisis Kuantitatif. Surakarta: Al-Es’af University Press]

2 Responses to "Latar Belakang Masalah Penelitian Kuantitatif Berbasis Regresi"

  1. wah berlum ada yang komen nih.hehe

    BalasHapus
  2. Terimakasih, penjelasan tersebut sangat membantu saya dalam memahami bagaimana cara membuat latar Belakang masalah

    BalasHapus

Pengunjung yang baik pasti meninggalkan komentar yang bijak dan membangun, terimakasih